Jumat, 15 April 2011

Hutan Takengon Kembali Terbakar

Sun, Mar 6th 2011, 08:52


Kebakaran Hutan
Seorang petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan api yang sedang membakar ilalang di kawasan hutan pinus Bur Gayo, Kampung Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah Sabtu (5/3). Setiap memasuki musim kemarau, kawasan hutan di seputaran Danau Laut Tawar, sering terbakar.SERAMBI/MAHYADI

TAKENGON - Seperti setiap musim kemarau, kebakaran hutan di sekitar Danau Laut Tawar, kembali terjadi. Sabtu (5/3) pagi, sekitar pukul 10.30 WIB, api melahap kawasan hutan damar di daerah Gunung Gayo, Kampung Bale Bujang, Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah.

Beruntung, sejumlah petugas Polisi Hutan (Polhut) dibantu petugas pemadam kebakaran dengan cepat terjun ke lokasi kejadian sehingga api berhasil dipadamkan namun sempat melahap sebagian ilalang yang ada di kawasan hutan pinus itu.

Namun, pada kebakaran hutan ini justru petugas upas api (relawan pemadam api) yang seharusnya menjaga kawasan itu dari kebakaran hutan, tidak terlihat membantu melakukan pemadaman api yang telah melahap ilalang di seputaran hutan pinus.

Untuk memadamkan api, salah seorang petugas dari Polhut, yang datang lebih dulu ke lokasi kebakaran, langsung mengambil tindakan berupaya untuk memadamkan api menggunakan peralatan ranting kayu sehingga api tidak sempat merembet lebih luas. Sekitar 10 menit kemudian, satu unit armada pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api yang telah membakar hutan di Gunung Gayo, membantu personel Polhut yang duluan tiba di lokasi.

“Seharusnya petugas upas api yang menjaga kawasan hutan di daerah ini harus segera bertindak jika terjadi kebakaran hutan. Tetapi sampai api padam, tak seorangpun petugas upas api nampak batang hidungnya membantu memadamkan api. Apalagi ini kan musim kemarau paling tidak mereka harus memantau jika ada terlihat titik-titik api,” keluh salah seorang warga yang ditemui Serambi di lokasi kejadian Sabtu (5/3).

Menurut warga yang enggan namanya disebutkan ini, petugas upas api yang telah dipercaya untuk menjaga kawasan hutan di daerah itu, seharusnya lebih sering melakukan pemantauan jika muncul beberapa titik api di wilayah tugas mereka masing-masing, sehingga antisifasi kebakaran hutan bisa lebih maksimal dilakukan.

“Petugas upas api ini masih lamban. Padahal mereka diberi tulah dalam menjalankan tugas. Selain itu juga pemerintah seharusnya tidak bosan menghimbau masyarakat agar tidak membakar ilalang di kawasan hutan lindung ini,” ungkapnya.

Amatan Serambi, sejumlah petugas Polhut yang mencoba melakukan pemadaman api yang membakar kawasan hutan itu, tidak dilengkapi dengan peralatan semestinya namun hanya mengandalkan ranting kayu untuk memadamkan api. Bahkan sebagian dari mereka hanya mengunakan sandal menapaki untuk memadamkan api yang sedang berkobar membakar ilalang.

“Beberapa hari lalu, ada rekan kami yang cedera karena terinjak tunggul kayu yang baru terbakar. Perlengkapan kami untuk memadamkan api hanya bermodalkan ranting kayu saja,” tutur Kurniawan, salah seorang personel Polhut.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Aceh Tengah, Ir Syahrial yang dihubungi Serambi, Sabtu (5/3) melalui telepon selulernya untuk menanyakan upaya yang akan dilakukan dinas tersebut dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak mendapat jawaban.(c35)

Sumber : Serambinews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar