Rabu, 02 Maret 2011

Infrastruktur Aceh tertinggal

Wednesday, 19 January 2011 11:01

TAKENGEN - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh kurang memperhatikan pembangunan di wilayah Kabupaten Bener Meriah dan Takengen di antara kabupaten-kabupaten yang ada di Aceh. Bahkan Pemprov Aceh tidak konsen melakukan pemerataan pembangunan, sehingga menimbulkan diskriminasi.

"Pemprov Aceh lebih serius memperhatikan pembangunan di daerah Bener Meriah dan Takengen, sebab wilayah tersebut pembangunan infrastrukturnya sangat tertinggal," kata Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) Keluarga Gayo Sumatera Utara (KGSU), Syafaruddin, tadi pagi.

Padahal, kedua daerah itu banyak dihuni suku asli masyarakat Aceh, yakni suku Gayo, Aceh, Alas, dan Singkil. “Walau tidak menjabat lagi sebagai Ketua Umum KGSU, saya tetap mengkritisi pembangunan di Bener Meriah dan Aceh Tengah agar kedua daerah itu bisa maju seperti daerah yang lain di Aceh,” ujarnya.

Syafaruddin sangat concern mencermati pembangunan di dua kabupaten dan siap memberikan masukan yang konstruktif untuk kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat Gayo.

Dia menceritakan sepak terjang masyarakat Gayo bisa berkiprah dalam politik dan mensosialisasikan keberadaan masyarakat Gayo yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang pontensial untuk ikut berperan dalam pembangunan.

Selama dua periode memimpin PW KGSU, katanya, pengurus lain berjuang agar keluarga Gayo dapat berkompetitif sejajar dengan masyarakat lainnya di Indonesia, karena memiliki etos kerja, produktivitas yang tinggi. Sehingga KGSU bisa dikenal dan diperhitungkan di tengah masyarakat.

Sumber : Waspada.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar